Swasembada Daging Sapi 2014

Indonesia telah berhasil dalam swasembada daging ayam dan telur, namun data statistika peternakan mengungkapkan bahwa Indonesia belum dapat memenuhi tingkat konsumsi daging masyarakat yang semakin menanjak tiap tahunnya seiring dengan membaiknya perekonomian masyarakat. Laju konsumsi daging sapi belum dapat tertutupi dengan laju produksi daging sapi dalam negeri.

Importasi sapi potong dan daging beku dari negara tetangga diperlukan untuk menutup kesenjangan antara tingkat konsumsi dengan tingkat produksi. Adanya aturan yang melarang pemotongan sapi betina bertanduk yang produktif juga tidak akan berlaku secara efektif karena sulitnya mencari sapi jantan yang siap potong akan menyebabkan betina produktifpun akan diakali para jagal untuk bisa dipotong di RPH. Seiring dengan otonomi daerah, melalui dana dekonsentrasi maupun APBD, Dinas Peternakan telah mengalokasikan dana kompensasi untuk mengganti dan mengerem pemotongan sapi betina produktif di daerah-nya.
Workshop Program Swasembada Daging (PSDS) pada tanggal 25 Nopember 2009 telah dilaksanakan di Bogor yang dibuka oleh Menteri Pertanian dan dipimpin oleh Direktur Jenderal Peternakan. Diskusi juga melibatkan pengusaha penggemukan sapi, importer sapi dan daging beku, Perguruan Tinggi, Dinas Peternakan Propinsi se Indonesia juga UPT Ditjen Peternakan se Indonesia. Workshop membahas upaya penyelesaian target PSDS tahun 2010 dan berbagai langkah taktis dalam men-capai swasembada daging tahun 2014.

Ada 11 langkah pendekatan yang akan dilakukan dalam mencapai sasaran PSDS tahun 2014 yaitu : Pengembangan pembibitan, penyediaan bibit melalui KUPS, optimalisasi insemininasi buatan dan intensifikasi kawin alam, penyediaan dan pengembangan mutu pakan, pengembangan usaha, pengembangan integritas, penanggulangan gangguan reproduksi dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan, peningkatan kualitas rumah potong hewan dan pencegahan pemotongan betina produktif, pengendalian sapi import bakalan dan daging serta pengendalian distribusi dan pemasaran.

Dalam upaya menunjang swasembada daging 2014 satu hal yang penting adalah surveilans berbagai penyakikt pada sapi serta pengendalian berbagai penyakit pada sapi berdasarkan hasil surveilans. Tugas bersama diperlukan antara BPPV, BBVet dan Dinas Peternakan di kabupaten/kota serta propinsi. Berbagai penyakit tentunya sudah diketahui dapat mempengaruhi reproduktif sapi dan produktivitas sapi. Penyakit yang dapat mempengaruhi reproduksi dan produktivitas dalam populasi dan masih ada di Indonesia diantaranya brucellosis, infectious bovine rhinotracheitis (IBR), bovine viral diarrhea (BVD), cacing hati (fasciolosis) dan berbagai penyakit strategis lain.

Swasembada Daging Sapi 2014

2 pemikiran pada “Swasembada Daging Sapi 2014

    • Trimakasih…
      kita hanya bisa bantu menyuarakan
      mudah-mudahan bisa membantu walau sekedar informasi. harapan saya, dengan adanya info-info yg bisa membangun,
      akan meningkatkan semangat juang kita semua

      salam hagat & sukses

Tinggalkan Balasan ke mobil88 Batalkan balasan